Senin, 13 Mei 2019

Materi Rekayasa Lalu Lintas materi ke X

Survey Lalu Lintas

      Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey lapangan, sedangkan data sekunder didapatkan dari instansi yang berwenang dalam penentuan kebijakan transportasi seperti Dinas Perhubungan dan Pemerintah Daerah.
Data primer yang diperlukan untuk analisis adalah:
Data kinerja lalu lintas saat ini, yang diukur dengan volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas;
Data penyebaran dan pembebanan perjalanan pada tiap ruas jalan dan simpang;
Volume lalu lintas saat ini dan akan datang sesuai dengan tahun rencana.
Data sekunder yang dapat diperoleh dari instansi terkait adalah :
Peta jaringan jalan dan peruntukan lahan (land use)
Data jumlah penduduk
Kondisi sosial ekonomi penduduk daerah studi
Kebijakan manajemen transportasi yang diterapkan
Data yang diperoleh dari hasil survey diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keadaan yang ada di lapangan, sehingga data ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan sebagai berikut  :
Pemantauan ( monitoring ) ;
Prakiraan ( forecasting ) ;
Kalibrasi  ( calibration ) ;
Validasi  (validation ).
Persiapan Survey Lalu Lintas
Sebelum survey dilakukan terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mempermudah mendapatkan petunjuk tentang survey yang akan dilakukan.  Hal ini akan mempermudah pengisian formulir survey yang akan digunakan serta pembuatan jadwal survey, kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan detail survey tentang  :
Pelaksanaan survey ;
Menentukan kendala – kendala baik tenaga kerja, material, peralatan maupun yang lainnya ;
Menyesuaikan metode dengan kondisi lapangan yang ada;
Kebutuhan terhadap logistik, dan lain – lain.
Agar survey dapat dilakukan dengan efisien berikut informasi yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan survey :
Peta
Peta adalah adalah persyaratan awal untuk melaksanakan survey.
Waktu dan Durasi Survey
Waktu pelaksanaan survey dipengaruhi oleh aktvitas kegiatan masyarakat pengguna lalu lintas. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam penetapan waktu survey, antara lain mencakup :
Liburan Sekolah
Libur Musiman
Hari dalam Minggu (Waktu Kerja dan Waktu Istirahat)
Kondisi Iklim (Misalnya Musim Hujan)
Pekerjaan-pekerjaan Penanganan Jalan
Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, juga pertimbangan ketersediaan dana, tenaga survey, alat survey, dan jadwal kegiatan proyek, maka survey dalam rangka pengumpulan data untuk kepentingan studi lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan dengan penjadwalan yang disesuaikan.
Tenaga Surveyor dan Briefing
Survey inventarisasi melibatkan 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas. Survey kecepatan melibatkan seorang pengemudi, 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas. Sementara untuk survey pergerakan membelok, melibatkan 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas.
Sebelum survey dilaksanakan, diadakan terlebih dahulu sebentuk pengarahan (briefing) kepada petugas oleh Koordinator yang berpengalaman.
Formulir dan Peralatan
Untuk keperluan survey lalu lintas, baik survey inventarisasi, kecepatan, maupun pergerakan membelok, didesain suatu bentuk formulir oleh tim penyusun, yang diupayakan mampu meng-cover semua jenis data yang diperlukan untuk keperluan pengumpulan data dan analisis lalu lintas. Sementara peralatan survey yang disediakan adalah sebagai berikut :
-Formulir survey inventarisasi
-Formulir survey kecepatan
-Formulir survey pergerakan membelok
-Clif Board
-Ballpoint
-Counter
-Pensil
-Penghapus
-Meteran
-Stop Watch
-Kamera
Transportasi dan Akomodasi
Untuk memobilisasi pergerakan dan penyebaran surveyor, disediakan kendaran sewa sebanyak 1 (satu) unit mobil penumpang untuk setiap harinya.
Pelaksanaan Survey Lalu Lintas
Survey lalu lintas sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data primer sebagai gambaran nyata dari kondisi lapangan. Pelaksanaan survey dan jenis survey yang dilaksanakan  dijelaskan sebagai berikut, dan data hasil survey dapat dilihat pada lampiran.
Inventarisasi Jalan dan Persimpangan
Inventarisasi jalan dan persimpangan (Road Inventory Survey), dilakukan untuk mendapatkan data mengenai jenis dan jumlah hambatan samping (side friction), serta inventarisasi fasilitas perlengkapan jalan, baik yang ada sekarang maupun yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kondisi jalan. Survey ini dilakukan pada semua sub ruas jalan dengan mengacu pada Indonesia Higway Capacity Manual atau Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Survey ini dapat dilakukan kapan saja (tidak terbatas hari kerja atau hari libur).
Data yang didapatkan dari survey ini adalah :
-Sketsa penampang tipikal atau layout
-Panjang dan lebar jalan, persimpangan dan fasilitas pejalan kaki
-Pengaturan ruas jalan, satu atau dua arah
-Pengaturan persimpangan misalnya diatur dengan prioritas, bundaran, APILL atau persimpangan tidak sebidang
-Rambu (jenis dan posisinya dalam orde 100-an meter)
-Marka dengan klasifikasi ada (tengah, pinggir), atau tidak ada
-Hambatan samping dengan klasifikasi statis (berdasarkan jenis objek yang ada di sisi jalan), dinamis (berdasarkan pengaruhnya    terhadap lalu lintas)
Pengamatan Kendaraan Bergerak
Pengamatan kendaraan bergerak (Moving Car Observer / Car Following Survey), dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kecepatan lalu lintas. Survey Moving car observer  ini dilakukan pada semua ruas jalan yang ada dan dilakukan sepanjang hari, sehingga diusahakan semua ruas tersurvey pada berbagai periode waktu, baik pada saat sibuk (peak period) maupun tidak (off peak). Dengan demikian, dari survey tersebut akan diperoleh besaran kecepatan rata-rata di ruas jalan.
Tenaga sureveyor dibagi tugas sebagai pengendara mobil, pencatat waktu, pencatat jarak, penghitung kendaraan yang mendahului dan didahului, serta penghitung kendaraan yang berpapasan. Adapun kendaraan yang dihitung hanya meliputi kendaraan mobil penumpang dan kendaraan yang memiliki dimensi sebanding atau lebih besar, untuk kendaraan roda dua maupun tidak bermotor diabaikan. Sementara pada ruas jalan dengan sistem satu arah, tidak dilakukan pencacahan kendaraan, baik kendaraan yang berlawanan arah, maupun yang mendahului dan yang didahului. Survey pengamat kendaraan bergerak dianjurkan untuk dilakukan 12 kali pergi pulang untuk satu ruas jalan.
Pengemudi kendaraan mengemudikan kendaraan dengan wajar sesuai kecepatan lalu lintas. Surveyor pertama menghitung kendaraan yang didahului dan mendahului, kemudian menghitung selisihnya dalam notasi y. Surveyor  kedua menghitung kendaraan yang berpapasan dalam notasi x, sedangkan surveyor ketiga menghitung waktu dan hambatan perjalanan.
Pada ruas jalan dengan sistem dua arah, dilakukan tahapan penghitungan sebagai berikut.
Volume lalu lintas dihitung dengan rumus :
Q = x + y    TA + TW   Dengan  :
TA    =   waktu perjalanan sewaktu berjalan melawan arus
TW    =   waktu perjalanan sewaktu berjalan bersama arus
Waktu perjalanan dihitung dengan rumus :
T =  TW – y    Q   Kemudian dari sejumlah data yang diperoleh, ditetapkan kecepatan rata-rata disetiap ruas. Sementara pada ruas sistem satu arah, kecepatan dihitung dengan membagi data jarak dengan data waktu.
V    =   s / t
Dengan :
V    =  kecepatan
s    =  jarak
t    =  waktu
Survey Pergerakan Membelok
Survey pergerakan membelok terklasifikasi (turning movement classified counting) dilakukan dengan menghitung volume kendaraan sesuai arah pergerakannya. Posisi surveyor pada survey persimpangan harus dapat mengambil posisi straregis dengan maksud agar dapat terpenuhinya syarat lokasi sebagai berikut :
Sudut pandang yang jelas pada semua lajur yang disurvey, karenanya perubahan waktu siklus dapat terlihat secepatnya.
Garis henti dan ban kendaraan  pada garis henti terlihat jelas.
Kendaraan di antrian paling belakang terlihat jelas dan dapat dVdentifikasi.
Kendaraan pada arus hilir terlihat agar surveyor dapat mengetahui bahwa antrian teerhambat atau tidak
Surveyor tidak terganggu pejalan kaki dan tidak diketahui pengemudi yang dapat terpengaruhi cara mengendaranya.
Pengumpulan dan kompilasi data yang dilakukan dengan survey diatas harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga terhadap data tersebut dengan mudah dapat dilakukan pengecekan dan penelusuran kembali.  Pengumpulan dan kompilasi data yang baik harus mempunyai unsur – unsur berikut  :
-Nomor dokumen
Nomor dokumen merupakan kode yang mengidentifikasikan lembar kerja, dimana hal ini akan sangat dirasakan kebutuhannya untuk  data berskala besar.
-Lokasi Survey
Lokasi survey menunjukkan tempat survey dilakukan, dimana hal ini sebaiknya ditunjukan dengan peta atau sketsa lokasi, sehingga dengan mudah dapat dibaca orang yang memanfaatkan / mengolah data tersebut.
-Waktu survey
Waktu survey lalulintas harus dapat mencerminkan kapan survey tersebut dilakukan.  Untuk waktu yang berupa tahun, bulan, minggu, hari, dan jam, menit, serta jangka waktu pelaksanaan survey sangat diperlukan, mengingat karakteristik lalulintas yang sangat dinamis cepat berubah.
-Cuaca pada waktu survey
Karakteristik lalulintas sangat dipengaruhi oleh cuaca.  Cuaca yang dicatat pada saat melakukan survey lalulintas umumnya adalah cerah, mendung dan berawan.
-Pengamat
Informasi mengenai pelaksana survey, jabatan, dan tanggung jawab  sangat diperlukan bila terdapat inkonsistensi data yang diperoleh dan perlu dilakukan pengecekan.
-Metoda Survey
Alat yang digunakan untuk melakukan proses pengumpulan data lebih lanjut.
-Pengaturan lalulintas
Informasi tentang pengaturan lalulintas pada tempat dan keadaan tertentu sangat diperlukan misalnya larangan pada kendaraan  barang, sehingga pada data survey tidak akan ditemui data mengenai kendaraan dimaksud.
Lain – lain
Informasi lain yang diperlukan yang  mungkin akan mempengaruhi karakter lalulintas

Senin, 06 Mei 2019

Materi Rekayasa Lalu lintas ke IX

Untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas maka diperlukan untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai prasarana, lalu lintas yang bergerak diatasnya serta perilaku pengguna. Informasi tersebut dianalisis untuk memperoleh unjuk kerja lalu lintas, bila unjuk kerja berada dibawah standar pelayanan minimal, selanjutnya diusulkan perubahan geometrik atau pengaturan penggunaan ruang jalan.
Pada bab ini akan diuraikan jenis-jenis survai yang diperlukan, informasi yang dikumpulkan dalam survai, merumuskan formulir survai, tata cara melakukan survai, serta pengolahan dan penyajian hasil survai yang dilakukan dalam rangka memperbaiki unjuk kerja lalu lintas.

Survei inventarisasi prasarana jalanSunting

Merupakan survei untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik jalan, terdiri dari antara lain:
  • panjang ruas jalan;
  • lebar jalan;
  • jumlah lajur lalu lintas;
  • lebar bahu jalan;
  • lebar median;
  • lebar trotoar;
  • lebar drainase,
  • alinyemen horisontal;
  • alinyemen vertikal.
Bagian potongan melintang jalan ditunjukkan dalam gambar berikut:
Bagianjalan.jpg

Survei arus lalu lintasSunting

Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan survei untuk mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas. Besaran arus lalu lintas dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau musim kemarau ataupun musim hari-hari besar keagamaan), hari pelaksanaan survei(hari pasar), pusat kegiatan, perumahan ataupun pada daerah wisata dan berbagai faktor lainnya; jenis kendaraan yang berlalu lintas (klasifikasi kendaraan);

Informasi yang dikumpulkanSunting

Informasi yang dikumpulkan meliputi:
  • Arus pada ruas
  • Pergerakan dipersimpangan
  • Arus lalu lintas
  • Komposisi kendaraan
  • Volume jam puncak (VJP)
  • Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)
Pengukur arus lalu lintas pneumatis

Metoda pelaksanaan surveiSunting

Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk melakukan survey, yaitu
  1. Survei manual dengan menggunakan tenaga surveyor untuk menghitung arus lalu lintas yang melalui suatu potong jalan, survey ini membutuhkan biaya tenaga kerja yang besar, tapi dapat dilakukan dengan mudah. Permasalahan yang ditemukan dengan survai yang dilakukan secara manual adalah keakuratan dari hasil survai yang sangat tergantung kepada motivasi surveyor yang melakukan survai.
  2. Survei mekanis/elektronis, merupakan survai yang mempergunakan peralatan mekanis ataupun elektronis untuk mengukur jumlah kendaraan yang melewati suatu potong jalan ataupun kawasan di persimpangan. Peralatan survai yang digunakan berupa:
    1. Tabung pneumatik, merupakan perangkat mekanis pengukur arus lalu lintas dengan menempatkan suatu pipa pneumatik ditempatkan memotong jalan, pengukuran dilakukan bila roda kendaraan yang menginjak tabung yang kemudian direkam,
    2. Loop induksi, merupakan perangkat elektronis yang bekerja atas dasar induksi dari mesin mobil pada saat melewati loop. Loop ditanam dibawah permukaan jalan,
    3. Gelombang infra merah/ultra sonik, merupakan perangkat elektronis yang bekerja dengan memancarkan gelombang infra merah ataupun ultrasonik ke kendaraan yang lewat. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas,
    4. Kamera video, yang digunakan dengan mengubah data menjadi terukur dalam prosesor. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas

Survei manualSunting

Untuk mendapatkan gambaran besar arus lalu lintas dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kapasitas jalan, maka kendaraan di klasifikasikan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
Klasifikasi/golonganJenis kendaraan
1Sepedamotor, scoter
2Sedan, jeep, station wagon
3Oplet, mikrolet
4Pick up, box
5aBus kecil
5bBus besar
6Mobil truk 2 sumbu
7aMobil truk 3 sumbu
7bMobil gandengan
7cMobil tempelan
8Kendaraan tidak bermotor
Waktu pelaksanaan survei arus tergantung kepada tujuan pelaksanaan survei, untuk mendapatkan arus lalu lintas harian maka survei dilakukan sepanjang hari, namun dapat dilakukan penyederhanaan dengan melakukan survei 16 jam, sebelum puncak pagi terjadi sampai dengan sesudah puncak sore, hasil kemudian dikonversikan untuk mendapatkan lalu lintas harian, untuk wilayah perkotaan biasanya survei dilakukan antara hari Selasa sampai dengan Kamis, sedangkan hari Jumat memiliki ciri tersendiri karena adanya kegiatan sholat Jumat, hari Sabtu sebagian perkantoran libur dan hari Minggu mempunyai ciri tersendiri yang sangat terpengaruh dengan kegiatan di kawasan yang dilakukan survei.

Survei dengan cameraSunting

Salah satu pendekatan yang digunakan dalam melakukan survei adalah dengan menggunakan camera video yang di digitalisasi untuk kemudian bisa di peroleh informasi mengenai besarnya arus lalu lintas. Camera ditempatkan diatas jalan diarahkan kepada lalu lintas yang akan diukur besar arusnya[1]. Untuk mendeteksi arus lalu lintas dibentuk virtual loop, setiap kali loop dilewati kendaraan akan terdeteksi processor video yang kemudian dihitung sebagai sebuah kendaraan.

Penyajian data arus lalu lintasSunting

Contoh profil jam-an sepanjang hari (24 jam) di kawasan perkotaan
Data disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti:
  • 15 menit ter padat,
  • Volume per jam,
  • jam puncak, merupakan saat terjadinya arus puncak dalam satu hari, biasanya di perkotaan terdapat dua puncak yaitu puncak pagi yaitu pada saat berangkat kerja/sekolah dan puncak sore pada saat pulang kerja,
  • volume harian, merupakan volume selama 24 jam,
  • volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama periode survei yang panjangnya 3 atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan
  • volume rata-rata harian dalam setahun,
  • Volume mingguan,
  • Volume bulanan.
Volume yang sifatnya detail, menitan, 15 menitan merupakan informasi yang diperlukan dalam penetapan waktu pada APILL, sedangkan volume harian rata-rata dalam setahun dibutuhkan dalam merencanakan jalan, sedangkan jam puncak digunakan untuk menentukan rasio volume per kapasitas.

Survei KecepatanSunting

Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda perpindahan. Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/s atau ms-1), atau kilometer perjam (km/jam)
Ada beberapa jenis kecepatan yang dikumpulkan dalam studi lalu lintas diantaranya: kecepatan sesaat, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang waktu. Survei kecepatan biasanya digunakan untuk mengukur kecepatan lalu lintas yang menjadi indikator utam kinerja lalu lintas, tapi disamping itu digunakan untuk analisis potensi kecelakaan, dan digunakan juga untuk analisis kecelakaan.

Kecepatan sesaatSunting

Radar Microdigicam yang digunakan di Brazil
Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas adalah kecepatan sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat merupakan satu yang diukur. Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk analisis perilaku masyarakat dalam berlalu-lintas didaerah rawan kecelakaan, tetapi juga digunakan dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam penggunaan persimpangan. Tetapi juga digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran kecepatan, untuk itu biasanya digunakan radar speed gun ataupun perangkat yang lebih canggih lagi dengan menggunakan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan camera.

Satuan kecepatanSunting

Rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan adalah:
{\displaystyle v={\frac {ds}{dt}}.}
Beberapa satuan kecepatan lainnya adalah:
  • meter per detik dengan simbol m/detik
  • kilometer per jam dengan simbol km/jam atau kph
  • mil per jam dengan simbol mil/jam atau mph

Metode pengukuran kecepatan sesaatSunting

Ada beberapa cara yang digunakan dalam pengukuran kecepatan sesaat, diantaranya:
  1. Secara manual dilakukan dengan mengukur waktu tempuh jarak tertentu yang dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan gambaran kecepatan rata-ratanya dan simpangan bakunya serta percentil ke 85 nya[2]. Semakin banyak contoh yang diambil semakin baik, biasanya digunakan sekurang-kurangnya 30 contoh. Permasalahan dalam pengukuran seperti ini adalah akurasi pengukuran. Dua pengamat ditempatkan terpisah pada jarak tertentu, misalnya 50 m mengapit simeteris titik pengamatan. Pengamat pertama memberi tanda kepada pengamat kedua untuk mengaktifkan stop watch saat kendaraan melewati pengamat pertama. Pengamat kedua mematikan stop watch saat kendaraan melewati pengamat kedua. Kecepatan dihitung dengan membagi jarak (50 m) dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat pertama dan kedua dianggap sebagai kecepatan sesaat. Pengamat pertama atau kedua bisa digantikan cermin yang ditempatkan serong dengan sudut 45 derajat.
  2. Secara mekanis dilalukan dengan menggunakan perangkat mekanis seperti dua pipa pneumatik yang dipasang pada jarak tertentu kemudian jeda waktunya diukur antara kedua pipa dilewati oleh roda kendaraan,
  3. Secara elektronik yang dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronik seperti speed radar gun ataupun dengan menggunakan ultrasonic ataupun infra merah.

Analisis data kecepatan sesaatSunting

Posisi persenti 50 (rata-rata) dan persentil 85
Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya di klasifikasi kan kedalam tabel distribusi deskriptif seperti berikut:
Rentang kecepatanTitik tengahFrekuensifrekuensi kumulatifPersentase kumulatifPersentil
≤ 2523110,6
26 - 3028342,3
31 - 35338126,8
36 - 4038203218,1
41 - 4543356737,950
46 - 50484711464,4persentil
51 - 55533314783,185
56 - 60581716492,7persentil
61 - 65638117297,2
66 - 7068417699,4
≥ 7073117710,0
Dari tabel diatas maka dapat di estimasi bahwa Kecepatan pada 50 persentil jatuh pada kecepatan antara 43 sampai 48 km/jam atau kalau dihitung dengan formula berikut :

Kecepatan perjalananSunting

Kecepatan perjalanan adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua simpul yang dihitung dari dengan menghitung dari jarak antara kedua simpul dibagi dengan waktu tempuh antara kedua simpul tersebut. Didalam perhitungan waktu tempuh tersebut sudah termasuk waktu tundaan/delay yang terjadi selama menempuh antara kedua simpul tersebut. Perhitungan kecepatan perjalanan merupakan informasi yang digunakan dalam perencanaan perjalanan, termasuk dalam membuat jadwal perjalanan angkutan umum. Oleh karena itu survei kecepatan merupakan perangkat yang diperlukan oleh para perencana dalam merencanakan sistem transportasi, khususnya dalam penyusunan jadwal angkutan umum.
Rumus yang digunakan dalam menghitung kecepatan perjalanan sama seperti pada perhitungan kecepatan sesaat hanya saja jarak dan waktu yang digunakan lebih jauh dan lebih lama, berikut ditunjukkan rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan:
{\displaystyle Kecepatanperjalanan={\frac {Jarak}{Waktu}}}
Metode yang digunakan dalam mengukur kecepatan perjalanan:

Kendaraan contohSunting

Dalam metode ini surveyor dengan menggunakan kendaraan berjalan dengan kecepatan yang sama dengan lalu lintas lainnya, dan diusahakan agar jumlah kendaraan yang menyalib dan disalib sama, untuk mendapatkan kecepatan rata-rata pada ruas yang di survei. Waktu dicatat pada formulir setiap simpul yang dilewati termasuk dimana hambatan dan penyebab hambatan. Contoh formulir bisa dilihat dalam tabel berikut ini.
Surveikendcontoh.jpg
Untuk mendapatkan nilai yang bisa diterima secara statistik maka data perlu dikumpulkan beberapa kali, angka yang biasanya digunakan adalah paling sedikit 6 (enam) sampel.

Pelacakan kendaraanSunting

Perangkat pelacakan kendaraan berbasis GPS kendaraan sekarang ini banyak dipasarkan, dan bisa digunakan untuk mengukur kecepatan perjalanan. Untuk mendapatkan gambaran kecepatan perjalanan di wilayah perkotaan dapat dilakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang menggunakan sistem pelacakan kendaraan seperti yang banyak digunakan pada perusahaan taksi kota. Data pelacakan kemudian diolah untuk mendapatkan berbagai informasi perjalanan, diantaranya kecepatan perjalanan, asal tujuan perjalanan, kecepatan sesaat, dan sebagainya.
Pelaksanaan survei dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah lagi, yaitu dengan menggunakan perangkat GPS yang biasa digunakan untuk navigasi kendaraan sehingga diperoleh data jarak tempuh, waktu perjalanan, kecepatan kendaraan, kecepatan tertinggi.

Contoh penerapan survey kecepatan perjalananSunting

Diagram ruang waktu
Menginventarisasi kinerja operasional pada jalan Pakubuono Jakarta Selatan yang diangkat dari Pembenahan Transportasi Jakarta[3] meliputi:
  • Membagi ruas Pakubuono kedalam bagian ruas jalan;
  • Mengukur kecepatan lalu lintas pada bagian ruas jalan;
  • Mengukur waktu tundaan di persimpangan;
  • Angka kecelakaan yang terjadi pada masing-masing bagian ruas/simpang dalam bentuk Black Spot Map yang dirinci lebih lanjut dari type kecelakaan yang terjadi (Apakah Depan dengan depan, depan dengan samping atau samping dengan samping), jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan;
Dari seluruh informasi kinerja selanjutnya dibuat Diagram Ruang Waktu sebagaimana terlihat dalam gambar. Semakin curam kurvanya semakin rendah kecepatan perjalanan pada bagian ruas jalan tersebut, yang diakibatkan gangguan kelancaran. Sedang untuk data kecelakaan diolah secara tersendiri dengan melakukan analisis konflik yang terjadi.

Survey parkir

Survei asal tujuan

Survei berat dan dimensi kendaraanSunting

Survei dimensi dan berat kendaraan berfungsi untuk mendapatkan informasi mengenai terjadinya pelanggaran terhadap dimensi kendaraan maupun terhadap kelebihan muatan sumbu ataupun muatan kendaraan. Dampak kelebihan dimensi terutama terdahap peningkatan angka kecelakaan lalu lintas khususnya pada jalan-jalan 2 lajur dua arah yang masih terdapat diseluruh wilayah Indonesia. Sedangkan kelebihan muatan berdampak terhadap pengrusakan jalan yang lebih awal. Sebagai contoh[6] pada jalan dengan daya dukung muatan sumbu antara 8.000 kg (jalan kelas III) sampai 10.000 kg (jalan kelas II) setiap peningkatan berat sumbu sebesar 10 persen akan meningkatkan dampak terhadap kerusakan jalan sebesar 20 sampai 25 %. Dalam kondisi bergerak dampak terhadap pengrusakan jalan akan bertambah sebesar 5 % sampai 40% dari muatan statis. Dampak kerusakan darat berkurang bila digunakan sumbu tandem, walaupun tetap akan mengakibatkan pengrusakan yang lebih rendah sekitar 5 % dari sumbu tunggal.

PeralatanSunting

Timbangan jinjing[7] yang digunakan untuk menimbang sumbu kendaraan
Untuk melakukan survey berat dan dimensi kendaraan ini diperlukan peralatan untuk melakukan penimbangan kendaraan serta peralatan untuk mengukur dimensi kendaraan.
  1. Untuk pelaksanaan survei dapat menggunakan Jembatan Timbang yang sudah ada dan tersebar diseluruh wilayah nusantara. Untuk pelaksanaannya diperlukan perijinan penggunaan jembatan timbang dari Dinas Perhubungan Propinsi setempat untuk bisa menggunakan perangkat jembatan timbang.
  2. Perangkat timbangan jinjing yang mudah dibawa ke mana-mana, sehingga pelaksanaan dapat dilakukan ditempat yang acak. Permasalahan dalam menggunakan survei dengan perangkat jinjing adalah perlu waktu yang lama untuk melakukan pengumpulan data.

Pelaksanaan surveiSunting

Pelaksanaan survey akan lebih mudah kalau dilaksanakan dijembatan timbang, karena semua fasilitas sudah tersedia, namun untuk pelaksanaan dengan menggunakan timbangan jinjing lebih sulit karena beberapa hal berikut ini:
  1. harus dicari tempat disisi jalan yang memungkinkan untuk dilakukan survei dengan tidak mangganggu kelancaran arus lalu lintas
  2. harus berada pada jalan lurus dengan jarak pandang bebas yang cukup,
  3. harus terletak pada bidang yang datar, tidak pada tanjakan atau turunan.