Minggu, 16 Desember 2018

TUGAS 3 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

MASALAH AIR BERSIH




Disusun oleh  
VINY EKAWATI (16-630-014)






FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
Baubau
2018


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang     

Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Tidak dapat hidup tanpa udara, karena air adalah salah satu penopang hidup bagi manusia. Menyediakan udara di dunia ini sangat melimpah ruah, namun yang dapat diakses oleh manusia untuk penggunaan air minum sedikit. Dari total jumlah udara yang ada, hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah udara laut. Selain itu, kecenderungan yang terjadi saat ini adalah berkurangnya bersih dari hari ke hari. Semakin besar populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Bersih air bersih pun semakin berkurang.
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya yang paling baik dan biasa digunakan oleh manusia untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari mereka adalah sanitasi .
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berbentuk logam berat . Walaupun udara dari Sumber alam DAPAT diminum Oleh Manusia, Terdapat Risiko bahwa udara Penyanyi Telah tercemar Oleh Bakteri (such as inviting participation Escherichia coli ) ATAU zat-zat Berbahaya. Jika bakteri dapat dilepaskan dengan memasak udara hingga 100 ° C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.

2. Tujuan     
1. Mengetahui definisi air bersih dan syarat-syaratnya.     
2. Mengetahui sumber udara bersih.     
3. Mengetahui masalah air bersih.     
4. Penyalah gunaan dan pencemaran udara.     
5. Mengetahui tentang menanggulangi masalah bersih udara bersih.     
6. Mengetahui penyebab dan dampak akibat ketiadaan air bersih.     
















BAB II
Pembahasan

  1. Pengertian Air dalam Persyaratan-Persyaratan Air Bersih
Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, beberapa pengertian terkait dengan udara, yaitu sebagai berikut:
Sumber daya udara adalah udara, dan daya udara yang terkandung didalamnya. Air adalah semua air yang berada di atas, atau di bawah permukaan tanah, termasuk didalamnya. Air Bersih (air bersih) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang berkualitas yang memungkinkan kesehatan dan dapat diminum misteri telah dimasak. Air Minum (air minum) adalah air yang melakukan proses atau tanpa proses pengolahan yang sehat dan dapat langsung diminum. Sumber udara adalah tempat atau wadah udara dan / atau yang digunakan pada, di atas, atau di bawah permukaan tanah. Dalam konteks lain adalah udara adalah zat kimia yang sangat penting bagi semua bentuk kehidupan yang sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air cadangan hampir 71% wajah bumi.
Saat ini kualitas air minum di kota-kota besar di Indonesia masih memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan tingkat eksploitasi tenaga udara sangat bersih pada kualitas udara. Pemerintah telah mengeluarkan Kepmenkes No. 907 / Menkes / SK / VII / 2002 Tungang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Persyaratan air minum sesuai Permenkesnya yaitu harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas dikurangi udara harus bebas, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya.
Parameter kualitas airminum yang berhubungan langsung dengan kesehatan sesuai dengan Permenkes tersebut adalah seperti mikroorganisme, seperti bakteri E.Coli dan total koliform. Yang berhubungan dengan Kimia organik adalah arsenik, flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida dan selenium. Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi meliputi aluminium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa khlor dan amonia.
4. Sumber Air Bersih     
  • Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik udara segar dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan Suami (Sepadan DENGAN Lebih Dari 7.000 meteran kubik untuk review SETIAP orang) sepintas terlihat Cukup untuk review menjamin Persediaan Yang Cukup Bagi SETIAP Penduduk, tetapi kenyataannya udara tersebut seringkali Jumlah: Tersedia di Tempat-Tempat Yang TIDAK Tepat. Sebagai contoh Bersih udara di Lembah Sungai Amazon walupun ketersediaannya Cukup, lokasinya MEMBUAT Sumber udara Penyanyi untuk review TIDAK Ekonomis mengekspor udara Ke Tempat-Tempat Yang memerlukan.
  • Curah hujan
Dalam Pemanfaatan hujan Sebagai Sumber Dari bersih, air individu Perorangan / berkelompok / Pemerintah biasanya Membangun Bendungan Dan tandon air Yang mahal untuk review menyimpan Bersih udara di-Saat bulan bulan Musim kering Dan untuk review menekan kerusakan Musibah Banjir.
  • Air Permukaan dan udara di bawah tanah .
Air permukaan adalah apa yang terjadi pada permukaan tanah.
Air tanah adalah air yang ada dalam lakan tanah atau tanah di bawah permukaan tanah.
5. Masalah Air Bersih     
Pengadaan Bersih udara di Indonesia khususnya untuk review Skala Yang gede Masih terpusat di Daerah Perkotaan, Dan dikelola Oleh Perusahan Air Minum (WFP) Kota Yang bersangkutan. Namun demikian Beroperasi nasional jumlahnya Masih Belum mencukupi Dan DAPAT relatif Kecil dikatakan yakni 16,08% (Supas 1995). Untuk Daerah Yang Belum get Pelayanan udara Bersih Dari PAM umumnya mereka using udara tanah (sumur), sungai udara, hujan Sumber udara udara (mata air) Dan lainnya. Survei ulat Dari Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995 prosentasi banyaknya rumah Tangga Dan Sumber Air Minum Yang digunakan di different Daerah di Indonesia Sangat Bervariasi tergantung Dari Kondisi geografisnya. Secara nasional yang sebagai berikut:

Permasalahan Yang Timbul yakni Sering dijumpai bahwa kulaitas tanah air maupun sungai udara Yang digunakan 'masyarakat Kurang memenuhi Syarat Sebagai udara air minum Yang sehat bahkan di beberapa Tempat bahkan TIDAK Layak untuk review diminum. Air Yang Layak diminum, mempunyai Standard persyaratan Tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi bakteriologis Dan, Dan Satu Kesatuan merupakan Syarat tersebut. Jadi JIKA ADA Satu Saja Yang TIDAK parameter memenuhi Syarat Maka udara tesebut untuk review TIDAK Layak diminum. Pemakaian Air Minum Yang TIDAK DAPAT memenuhi Standar KUALITAS tersebut menimbulkan Gangguan kesehatan, baik Dan Beroperasi Langsung CEPAT maupun Dan TIDAK Langsung Beroperasi perlahan.
Masalah udara Bersih Yang memenuhi Syarat kesehatan TIDAK Hanya dialami Oleh 'masyarakat Sales manager, tetapai also Sering dialami Oleh' masyarakat industri khususnya Industri Kecil Dan Menengah Yang Bergerak di hearts industri prosa khususnya prosa Pengolahan MAKANAN Dan Minuman Serta prosa Yang Berhubungan DENGAN Senyawa kimia. Masalah udara bersih yang kurang memenuhi persyaratan tersebut sangat berpengarauh terhadap kualitas produk. Sebagai contoh di hearts industri MAKANAN Dan Minuman JIKA udara Yang digunakan Kurang Baik Maka Produk Yang dihasilkan also Kurang baik, apalagi JIKA udara Yang digunakan TIDAK steril Maka Produk Yang DAPAT dihasilkan terkontaminasi Oleh mikroorganisme patogen mana Yang DAPAT membayakan Konsumen.
Data dari kementerian kesehatan menyebutkan bahwa 60% sungai di Indonesia tercemar, mulai dari bahan organik sampai bakteri-bakteri Penyebab seperti coliform dan Fecal coli . Padahal, air sungai bisa menjadi sumber kehidupan bermasyarakat. Namun, tepatnya bisa tercemar dan berubah menjadi hitam pekat, tidak layak untuk air minum, mandi, dan mencuci. Ini adalah masalah pencemaran lingkungan dan berimbas pada buruknya kesehatan pada warga.
Belum selesai masalah akses bersih, masalah buruknya juga semakin besar. Sebab, kedua hal tersebut juga disebutkan. Sebuah penelitian masih menunjukkan bahwa masih sekitar 70 juta masyarakat Indonesia buang udara besar sembarangan setiap hari. Itu berarti, setiap hari ada 14.000 ton tinja dan 176.000 meter kubik air seni yang mencemari lingkungan. Bakteri E.Coli juga dijumpai pada 75% udara sumur dangkal di kota Hal itu tentu menyebabkan air bersih semakin sulit. Ini dibuktikan dengan sebuah data yang menunjukkan dari 1000 orang penduduk Indonesia, 411 orang sakit diare, yang itu hampir 50% penduduk Indonesia.
* Menurut Penelitian Sebuah Lembaga Yang Bernama MDGs ( Millennium Development Goals) Asia Pasifik, Bahwa untuk review Sektor sanitasi di Indonesia cakupan Akses Diplomasi nasionalnya, rata rata Memang Telah mencapai 80%, dan ITU artinya Telah melampaui target yang Dari MDGs Yang Hanya 74%. Namun, hal itu baru sebatas kuantitas. Bukan kualitas. Mencari Google Artikel Bukti di differences Yang menunjukkan bahwa banyaknya bayi Yang Meninggal Akibat Diare, Hal ITU Telah Cukup membuktikan bahwa Beroperasi KUALITAS, sanitasi di Indonesia Masih Sangat-Sangat Buruk.
Sedangkan jika ditinjau dari kuantitas dan kualitas, data terbaru yang dilansir MDGs, baru 51,02% keluarga di Indonesia yang memiliki akses yang efisien. Targetnya, pada tahun 2015 bisa naik hingga di angka 60% hingga 70%.
Melihat data-data di atas tentu kita sangat prihatin terhadap kondisi masyarakat Indonesia yang baru saja ditinjau dari faktor-faktor akses terhadap udara bersih serva sanitasi. Hal itu tentunya memunculkan tanda tanya besar. Apa penyebab buruknya kualitas udara dan sanitasi di Indonesia?
Masalah yang pertama adalah rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Dari data yang di differences Saja Sudah DAPAT dibuktikan, DENGAN Masih banyaknya Penduduk Indonesia Yang Buang udara gede sembarangan tentu menyebabkan buruknya KUALITAS udara di Indonesia terutama PADA Sumber Sumber udara-yang Seharusnya Menjadi Sumber penghidupan Warga. Dengan tingkat populasi yang tinggi, namun akan menciptakan lingkungan yang sangat baik untuk memperparah kondisi tersebut. Masyarakat Indonesia masih sering membuang limbah rumah tangga, sampah, dst. Mendefinisikan sungai-sungai yang dapat menjadi penghancur mereka. Belum juda eksploitasi udara tanah untuk tujuan fasilitas hotel, apartemen, dan perkantoran yang semakin semakin berkurangnya debit udara bersih.
Masalah yang kedua, adalah rendahnya alokasi APBD setiap daerah yang digunakan untuk perbaikan layanan air bersih dan sanitasi. Berdasarkan data dari Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam Negeri, pada tahun 2010 yang lalu, rata-rata Angka belanja seluruh kota dan kabupaten di Indonesia masih di angka 1,5% dari total belanja APBD. Dibandingkan pada saat tahun 2006 yang rata-rata hanya 0,5%, hal itu tentu saja yang signifikan. Namun, berkaca dari kondisi Indonesia saat ini, hal itu tentu jauh dari kata layak, karena kondisi sanitasi dan udara bersih di Indonesia telah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan.
6. Penyalah Gunaan Dan Pencemaran Udara     
Sumber-sumber air bersih yang biasanya digunakan adalah:
1. Pertanian. Penghamburan udara Akibat ketiadaannya penyaluran udara yang Baik PADA Lahan Yang diairi DENGAN Irigasi (untuk review penghematan hearts Jangka Pendek) DAPAT berakibat terjadinya kubangan Dan penggaraman Yang DAPAT akhirnya menyebabkan hilangnya produktivitas udara Dan tanah .               
2.                   Industri. Walaupun Indust using udara JAUH LEBIH Sedikit dibandingkan DENGAN Irigasi Pertanian, namun PENGGUNAAN udara Oleh Bidang Indust mungkin membawa dampaknya Yang Lebih Dari doa Parah dipandang Segi. Pertama, penggunaan udara untuk industri sering tidak diatur dalam sumber daya udara, kemudian digunakan berlebihan. Kedua, Yang TIDAK Pembuangan Limbah Indust diolah DAPAT menyebabkan PENCEMARAN Bagi udara permukaan ATAU Bawah tanah air, seihingga Menjadi Terlalu Berbahaya untuk review dikonsumsi. Air Buangan Industri Ke Sungai Sering dibuang Langsung Dan Saluran-Saluran, mencemarinya, Dan also PADA akhirnya mencemari Lingkungan laut, ATAU Kadang-Kadang Buangan tersebut dibiarkan Saja Ke hearts Sumber meresap Tanah Air Tanpa through prosa Pengolahan apapun. Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini sudah melewati reputasi volumenya.
3. Eksploitasi sumber-udara oleh masal oleh rumah tangga.                  
* Di Negara Berkembang: Di beberapa Tempat di gatra Bagian Tamil Nadu di India Bagian Selatan Yang TIDAK memiliki hukum Yang mengatur pemasangan penyedotan sumur pipa ATAU Yang membatasi tanah air penyedotan, tanah air permukaan anjlok 24 hingga 30 meter yang Selama Tahun 1970 tahun Sebagai Akibat Dari tak terkendalikannya pemompaan atau pengairan. PADA Tahun di Sebuah udara Konferensi 2006 Wakil Dari gatra Yang Suatu kering melaporkan bahwa 240.000 sumur Pribadi Yang Tanpa dibor mengindahkan Kapasitas Jaringan Sumber udara mengakibatkan kekeringan Dan garam Peningkatan kadar.   
* Di negara maju seperti Amerika Serikat seperlima dari seluruh tanah irigasi di AS tergantung hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah menerima pasok secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari tahun 2006, sistem jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektar menjadi 8 juta, dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot. Jaringan sumber ini sekarang sudah setengah kering kerontang di bawah sejumlah negara bagian. Sumber-sumber air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping pencemaran dari limbah industri dan limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti pengotoran berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian. Misalnya, di bagian barat AS, sungai Colorado bagian bawah sekarang ini demikian tinggi kadar garamnya sebagai akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga di Meksiko sudah tidak bermanfaat lagi, dan sekarang AS terpaksa membangun suatu proyek besar untuk memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu sungainya. Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses pengolahan.
7.      Kontroversi Air Bersih
Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya,tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah.
Keributan masalah air bersih bisa terjadi dalam suatu negara, kawasan, ataupun berdampak ke benua luas karena penggunaan air secara bersama-sama. Di Afrika, misalnya, lebih dari 57 sungai besar atau lembah danau digunakan bersama oleh dua negara atau lebih; Sungai Nil oleh sembilan, dan Sungai Niger oleh 10 negara. Sedangkan di seluruh dunia, lebih dari 200 sungai, yang meliputi lebih dari separo permukaan bumi, digunakan bersama oleh dua negara atau lebih. Selain itu, banyak lapisan sumber air bawah tanah membentang melintasi batas-batas negara, dan penyedotan oleh suatu negara dapat menyebabkan ketegangan politik dengan negara tetangganya.
Di Seluruh Dunia, Kira-kira 20 gatra, hampir Semuanya di Kawasan Negara Berkembang, memiliki Sumber udara Yang DAPAT diperbarui Hanya Di Bawah 1.000 meteran kubik untuk review SETIAP orangutan Suatu Tingkat Yang biasanya dianggap kendala Yang Sangat mengkhawatirkan Bagi Pembangunan, Dan 18 gatra lainnya memiliki di bawah 2.000 meter kubik untuk setiap orang.
Penduduk dunia yang pada 2006 duduk 5,3 miliar akan meningkat menjadi 8,5 miliar pada tahun 2025 akan didera oleh sebutan udara bersih. Laju angka kelahiran yang paling tepat terjadi di daerah yang ber-sumber udara yang paling berat, yaitu di negara-negara berkembang.
8. Penyebab dan Akibat Ketiadaan Air Bersih     
a. Sebab-sebab Terjadinya Krisis Air Bersih
mengutamakan Manusia                    
Kodoatie hearts bukunya Yang berjudul Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu mengungkapkan bahwa faktor Krisis udara Utama Adalah Manusia Perilaku guna mencukupi Kebutuhan Hidup Yaitu perubahan tata guna Lahan Keperluan untuk review Mencari Tempat Dan nafkah Tinggal. Sebagian Besar 'masyarakat Indonesia, MENYEDIAKAN udara air minum Beroperasi mandiri, tetapi TIDAK Jumlah: Tersedia Cukup information Tepat guna Hal Hal Yang DENGAN Berlangganan Persoalan terutama udara TENTANG Konservasi Dan pentingnya udara using Beroperasi Bijak. Masyarakat masih menganggap udara sebagai benda sosial.
Masyarakat pada umumnya tidak memahami prinsip-prinsip ketinggian air limbah rumah tangga, maupun untuk skala lingkungan. Sedangkan air baku (sungai), difungsikan berbagai macam kegiatan sehari, tersedia untuk mandi, cuci dan pembuangan kotoran / sampah. Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa hanya urusan pemerintah atau PDAM saja, tidak ada masalah untuk air minum secara bersama.
Populasi yang terus meningkat dan sebaran penduduk yang tidak merata.
Pemanfaatan sumberdaya udara Kebutuhan Umat Bagi Manusia Semakin hari Semakin MENINGKAT. Hal Penyanyi DENGAN Seirama pesatnya pertumbuhan Penduduk di Dunia Yang memberikan konsekuensi rumah Terhadap upaya-Upaya Pemenuhan Kebutuhan hidupnya. Disatu Sisi Kebutuhan Akan sumberdaya udara Semakin MENINGKAT Pesat disisi dan dan lain kerusakan PENCEMARAN sumberdaya udara Semakin MENINGKAT pula Sebagai implikasi industrialisasi Dan Yang TIDAK pertumbuhan populasi Disertai Penyebaran DENGAN Yang Masih Merata sehingga menyebabkan tingginya Jangka Waktu orangutan Yang Belum terlayani telah dipakai udara Bersih Dan sanitasi dasar dasar.
Selain itu jumlah populasi juga akan berpengaruh pada kualitas udara. Sekitar 60 rumah dari Jakarta memiliki sumur yang jauh kurang dari 10 meter dari tangki septik. Lebih banyak tangki septik dari Jakarta lebih dari satu juta. Melimpahnya jumlah tangki septik yang terus bertambah tanpa ada peraturan yang baik untuk pencemaran udara tanah dan gangguan jutaan penduduk.
  • Kerusakan Lingkungan
- Penggundulan Hutan
Kerusakan lingkungan yang semakin parah akibat penggundulan hutan menjadi penyebab utama kekeringan dan kelangkaan air bersih. Kawasan hutan yang menjadi daerah tangkapan (catchment area) telah rusak karena penebangan liar. Laju kerusakan di semua wilayah seperti udara, baik karena penggundulan di hulu maupun pencemaran dientang DAS. Kondisi itu akan menyebabkan fungsi dan potensi wilayah seperti udara sebagai penyedia air bersih.
Berdasarkan data yang di Departemen Kehutanan Hingga Tahun 2000 Saja diketahui Luas Lahan Kritis Yang mengalami kerusakan Parah di Seluruh Indonesia mencapai 7.956.611 hektare (ha) untuk review Kawasan hutan Dan 14.591.359 ha Lahan di Luar Kawasan hutan. Sedangkan PADA Tahun Yang sama Rehabilitasi ATAU Penanaman Kembali Yang dilakukan Pemerintah Hanya Mampu menjangkau ha 12 952 326 973 Kawasan hutan Dan ha di Luar Kawasan hutan.
- Pemanasan Global
Pemanasan global telah meningkatkan suhu bumi yang menyebabkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya aliran udara, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya. Seiring dengan semakin panasnya permukaan bumi, tanah di mana udara juga akan cepat melewati penggaapan untuk mempertahankan siklus hidrologi. Air muka dan penguapan lebih cepat sementara balok-balok salju yang diperlukan untuk mengisi kembali udara tawar sebenarnya semakin sedikit dan kecil. Saat salju tidak sesuai yang benar-benar, maka yang terjadi adalah mencair dan mengisi udara ke danau, bak neraka akan menuju penguapan. Danau-danau itu sendiri akan menghadapi sumbatan airnya sendiri tidak lagi membeku.
Air akan mengalami penguapan yang jauh lebih lambat ketika permukaannya tertutup es, sehingga ada lebih banyak air yang tersisa dan meresap ke dalam tanah. Ketika terjadi pembekuan yang lebih sedikit, artinya semakin banyak air yang dilepaskan ke atmosfir. Maka, ketika gletser yang tersisa dari zaman es mencair semua, sungai-sungai akan kehilangan sumber air.

  • Pencemaran Air
Saat ini pencemaran air sungai, danau dan air bawah tanah meningkat dengan pesat. Sumber pencemaran yang sangat besar berasal dari manusia, dengan jumlah 2 milyar ton sampah per hari, dan diikuti kemudian dengan sektor industri dan perstisida dan penyuburan pada pertanian (Unesco, 2003). Sehingga memunculkan prediksi bahwa separuh dari populasi di dunia akan mengalami pencemaran sumber-sumber perairan dan juga penyakit berkaitan dengannya.
Hilman Masnellyarti, Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam Dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup mengungkapkan bahwa kelangkaan Bersih udara disebabkan pula Oleh PENCEMARAN Limbah di sungai. Diperkirakan, 60 Persen sungai di Indonesia, terutama di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi Dan tercemar different Limbah, Mulai dari Bahan organik Hingga Bakteri fecal coliform Dan coli penyebab Diare.
Sungai-sungai di Pulau Jawa umumnya berada pada kondisi yang memprihatinkan pencemaran limbah industri dan limbah domestik. Padahal sebagian gede sungai ITU merupakan Sumber udara Bagi 'masyarakat, untuk review mandi Keperluan, cuci, Serta Sumber baku air minum olahan (WFP).
Di Jakarta misalnya, dari hasil penelitian oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta pada 2006, 13 sungai yang mengalir melewati ibukota sudah tercemar bakteri Escherchia coli (E-coli). Bakteri yang berasal dari sampah organik dan tinja manusia ini juga mencemari hampir 70 persen tanah di kawasan ibukota, sehingga berpotensi mencemari sumber air tanah. Salah satu sungai yang tingkat pencemarannya paling parah adalah Sungai Ciliwung. Kadar bakteri E-coli pada sungai itu mencapai 1,6-3 juta individu per 100cc, jauh di atas baku mutu 2.000 individu per 100cc. Padahal sungai ini menjadi bahan baku air minum di Jakarta. Sedangkan penelitian lain menyebutkan, 76,2 persen dari 52 sungai di Pulau-pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Sulawesi tercemar berat oleh zat organik, termasuk 11 sungai-sungai utama di Indonesia yang tercemar unsur amonium. Sungai-sungai yang mengalir di pulau Jawa, seperti Jakarta, cenderung lebih tercemar oleh bakteri E-coli akibat pencemaran tinja yang menyebabkan penyakit diare pada manusia.
  • Manajemen Manajemen Air Yang Kurang Baik
- Kurangnya koordinasi antara terkait
Departemen Pekerjaan Umum bertanggung jawab Terhadap Infrastruktur udara Departemen Dalam Negeri mengurusi pentarifan udara Departemen Kehutanan bertanggung jawab Terhadap Konservasi Sumber Daya udara sedangkan masalah KUALITAS udara Oleh Departemen Kesehatan. Banyaknya Institusi Yang terlibat Dan tumpang-tindihnya Pengambilan kebijakan TENTANG udara Oleh Departemen Yang ADA ditambah Lagi DENGAN kurangnya Koordinasi ANTARA Institusi tersebut menyebabkan Kegagalan Program different Pembangunan Indonesia udara di Sektor.
- Anggaran yang tidak mencukupi  
Menurut Depkes, selama 30 tahun terakhir, dana hanya untuk sekitar 820 juta dolar AS atau setara Rp 200 per orang per tahun. Kebutuhannya mencapai Rp 470 per rupiah per tahun. Bank Pembangunan Asia perlu RP 50 triliun untuk mencapai target MDGs 2015 dengan 72,5% penduduk akan terlayani oleh fasilitas air bersih dan sanitasi dasar.
Dalam APBN tahun 2008, anggaran untuk sanitasi itu hanya 1/2 dari anak perusahaan BBM. Dari anggaran tersebut terlihat orang-orang yang belum melihat anggaran untuk perbaikan sebagai investasi tetapi mereka mencari sebagai biaya. Padahal * Menurut perhitungan WHO Dan sejumlah Lembaga lain SETIAP US $ 1 Investasi di sanitasi Dan udara Bersih Akan memberikan Manfaat Ekonomi sebesar US $ 8 hearts Bentuk Peningkatan produktivitas Dan Waktu, berkurangnya Angka KASUS penyakit Dan Kematian.
- Buruknya Kinerja PAM / PDAM
Air minum perpipaan sebagai sistem layanan air minum yang paling ideal hingga saat ini dapat diakses oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia. Secara nasional, melihat udara diabadikan baru sekitar 17%, mencakup 32% dari perkotaan dan 6,4% dari perdesaan. Pada dasarnya PDAM secara nasional rata-rata memiliki kinerja yang sangat menjanjikan. Seperti Tingkat Pelayanan Yang Rendah (32%), udara Tinggi Kehilangan (41%), Konsumsi Yang Rendah udara (14 m3 / bulan / RT).
Sebagian PDAM gede mengalami kendala hearts memberikan Pelayanan yang Baik Akibat different Persoalan, baik ASPEK Teknis (baku udara unit Pengolah Dan Jaringan Distribusi Yang Sudah membunuh, Tingkat Kebocoran, Dan Lain Lain) maupun ASPEK non Utang Teknis (status Kelembagaan PDAM, sulitnya Menarik investasi swasta, manajemen yang tidak berprinsip kepengusahaan, tarif full cost recovery tidak, dan lain lain).
Produksi produksi tergantung dari air baku yang digunakan oleh PDAM. Namun demikian biaya umum untuk biaya lebih tinggi. PDAM yang menggunakan udara sebagai sumber udara, biaya produksi rata-rata Rp 787 / m3, sedangkan tarif rata-rata Rp 61 8 / m3. PDAM yang menggunakan mata air, sumur dalam dan sungai sekaligus, biaya produksi rata-rata Rp 1.188 / m3, dalam tarif rata-rata Rp 1.112 / m3. Sedangkan PDAM yang mengandalkan sebagai sumber udara, biaya produksi rata-rata Rp 1.665 / m3, dan tarif rata-rata Rp 1.175 / m3.
PDAM belum mandiri karena campur tangan (Pemda) dalam manajemen dan keuangan, cukup membebani PDAM. Sumber daya manusia Pimpinan PDAM umumnya kurang profesional dan menimbulkan inefisiensi dalam manajemen. Dari segi keuangan, tarif udara saat ini tidak bisa menutup biaya operasi PDAM, PDAM Balikpapan defisit kas, dan tidak bisa lagi menangani kewajibannya. PDAM masih memiliki hutang jangka panjang yang cukup besar dan tidak memadai yang memuaskan.
Di awal tahun 2007 misalnya, banyak warga kawasan Jakarta mengeluhkan kelangkaan udara bersih. Tingginya permintaan secara bebas untuk mengatur lonjakan harga udara bersih. Diantara penyebab kelangkaan udara bersih adalah tidak beroperasinya beberapa Perusahaan Daerah Minum Air (PDAM) secara keseluruhan.
Fakta yang ada dari sekitar 400 PDAM yang tersebar di seluruh Indonesia, hanya sekitar 10 persen yang dapat beroperasi dengan prima. Kondisi PDAM pada tahun 2007 adalah 80 perusahaan sehat, 116 kurang sehat, 139 sakit, total dari 335 PDAM. PDAM saat ini juga terbelit menopang kurang lebih Rp 5,66 triliun. Selain kapasitas produksi nasional yang belum terpenuhi, PDAM hingga kini masih bisa membahas kebocoran udara hingga 40-50 persen.
b. Akibat Ketiadaan Air Bersih
1) Penyakit diare . Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi anak-anak dibawah umur lima tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balita diare setiap tahun. Air yang terkontaminasi dan pengetahuan yang kurang tentang budaya hidup bersih ditenggarai menjadi akar masalah ini. Sementara itu 100 juta orang Indonesia tidak memiliki akses air bersih.     
2) Penyakit cacingan .     
3) Pemiskinan. Rumah Tangga Yang Membeli udara Dari para penjaja membayar doa kali Hingga Enam kali Dari rata-rata Yang Dibayar Bulanan Oleh mereka Yang mempunyai Sambungan Saluran Pribadi untuk review volume udara Yang Hanya sepersepuluhnya.     
9. Menanggulangi Masalah Pengiriman Udara Bersih     

Langkah pertama dan yang paling mendasar adalah pemerintah terus menggalakkan upaya penumbuhan kejelasan masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. PHBS Hal ITU sebenarnya Telah dilakukan Oleh Pemerintah through Program, Yaitu Hidup Bersih Dan Sehat Perilaku mengupayakan untuk review Yang Memberdayakan ANGGOTA Rumah Tangga agar Sadar, mau Dan Mampu Hidup Bersih Dan melakukan Perilaku Sehat. Sasaran program penyuluhan ini adalah kelas IV dan V SD / sederajat. Namun, di sini, saya ingin menggarisbawahi, bahwa hal yang inginnya berhubungan tentang PHBS lebih dari memulai dari dini. Pendidikan di kanak-kanak pun, pemerintah harus memberikan penyuluhan juda. Mulai dari hal-hal kecil seperti mencuci tangan sebelum makan, gosok gigi dua kali sehari, dan lainnya. Sehingga,
PHBS dipesan juga tidak hanya diberikan kepada anak-anak. Orang membunuh orang yang dinilai peru menunjukkan pengetahuan tentang ini. Sebab, orang tua-lah yang membentuk pribadi dan perilaku anak-anak. Jika tidak langsung, orang tua juga menjadi pengawas bagi anak-anak saat di rumah, apakah anak-anak itu mampu melaksanakan penyakit sehat ataukah tidak.
Selain itu, lembaga-lembaga pemerintah, masyarakat dan lain-lain juga harus memberikan perhatian pada hal ini. Dengan begitu, fasilitas di lembaga mereka tentu saja harus memenuhi standar, bahkan di atas standar. Misal fasilitas tempat cuci tangan yang lengkap menyajikan fasilitas MCK yang bersih dan layak
Selain digalakkan melalui penyuluhan, pemerintah juga telah menggalakkan PHBS melalui praktik atau peragaan langsung. Misalnya cuci tangan yang benar, klinik sanitasi, dan lain sebagainya. Namun, Upaya Pemerintah mengadakan sosialisasi semacam ITU terlihat Belum Menyeluruh Ke Seluruh Wilayah Indonesia, terutama daerah-Yang MASUK Ke hearts Daerah Daerah DENGAN KUALITAS udara Dan Yang sanitasi Buruk. Ketidakterjungsian yang tidak peduli masyarakat yang tahu bagaimana berperilaku hidup sehat. Oleh karena itu, pelaksanaan PHBS inginnya dipetakan secara penuh, dapat mengakses daerah-daerah yang membutuhkan.
Program lain yang telah dilaksanakan pemerintah adalah PPSP yaitu Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. Melalui program ini membangun akses ke permukiman yang memungkinkan Anda dapat dipercepat. Namun, minimnya anggaran yang dimiliki, menyebabkan program ini jauh dari kata maksimal. Sehingga, dibutuhkan dana yang lebih besar untuk mewujudkannya.
Langkah kedua Yang Harus dilaksanakan, Penghasilan kena pajak Kesadaran society DAPAT ditumbuhkan, Maka Pemerintah menaikkan Anggaran untuk review untuk review meningkatkan telah dipakai mengakses udara Bersih Serta sanitasi Yang Layak. Data Berdasarkan Yang Telah Saya tulis di differences, Daerah rata-rata di Indonesia Masih mengalokasikan 1,5% Dari APBD-nya untuk review Pembangunan di Bidang sanitasi. Hal itu tentu sangat kecil, dan dapat ditambahkan untuk tahun-tahun keudukan.
Langkah Yang Ketiga, apabila di rasa APBD Telah mencapai Titik Maksimum, sehingga TIDAK DAPAT dinaikkan Lagi, Pemerintah also DAPAT Menjalin kerja sama DENGAN Lembaga-Lembaga internasional Yang berkaitan DENGAN Hal inisial. Misalnya badan PBB, seperti WHO atau World Health Organization. Di Tingkat nasional, Langkah Danone untuk review membantu ketersediaan air Bersih di NTT Patut diacungi Jempol. Dan ITU, tentu akan DAPAT Semakin menjangkau Daerah lainnya Bila kerja sama ITU DENGAN dilakukan Lembaga-Lembaga Internasional lainnya.









BAB III
PENUTUP
10. KESIMPULAN 
Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Menyediakan udara di dunia ini sangat melimpah ruah, namun yang dapat diakses oleh manusia untuk penggunaan air minum sedikit. Dari total jumlah udara yang ada, hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah udara laut. Selain itu, kecenderungan yang terjadi saat ini adalah berkurangnya bersih dari hari ke hari. Semakin besar populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Bersih air bersih pun semakin berkurang. Potensi air permukaan Indonesia Indonesia sendiri lebih kurang 1.789 milyar m3 / tahun. Sekitar 119 juta orang Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih (Suara Pembaruan - 23 Mar 2007). Penduduk Indonesia yang bisa mengakses udara bersih untuk kebutuhan sehari-hari, baru mencapai 20 orang dari total penduduk Indonesia. Itupun Yang dominan Adalah Akses Diplomasi untuk review perkotaaan Penyebab Dari terjadinya Krisis Bersih udara Penyanyi ANTARA lain: Perilaku Manusia Yang Kurang, Populasi Yang Terus bertambah Dan sebaran Penduduk Yang TIDAK Merata, kerusakan Lingkungan, manajemen Pengelolaan udara Yang Buruk, pemanasan global, Anggaran Yang TIDAK mencukupi, dilayani buruknya kinerja PAM PDAM. Kemudian Krisis Bersih udara Penyanyi also Yang memberikan Dampak Cukup signifikan Bagi Bagi kehidupan 'masyarakat diantaranya Dampak kesehatan Yaitu timbulnya different penyakit macam Dan Ekonomi Dampak Yaitu sulitnya Bersih udara didapatkan terutama Bagi Miskin rakyat. Populasi yang terus meningkat dan sebaran penduduk yang tidak merata, kerusakan lingkungan, manajemen yang buruk, pemanasan global, anggaran yang tidak mencukupi, melayani buruknya kinerja PAM PDAM. Kemudian emisi air bersih juga memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat yang memberikan dampak bagi kesehatan yaitu timbulnya berbagai macam masalah dan dampak ekonomi seperti sulitnya air bersih. Populasi Yang bertambah Terus Dan Yang TIDAK sebaran Penduduk Merata, kerusakan Lingkungan, manajemen Pengelolaan udara Yang Buruk, pemanasan global, Anggaran Yang TIDAK mencukupi, Serta buruknya costs kos WFP PDAM. Kemudian Krisis Bersih udara Penyanyi also Yang memberikan Dampak Cukup signifikan Bagi Bagi kehidupan 'masyarakat diantaranya Dampak kesehatan Yaitu timbulnya different penyakit macam Dan Ekonomi Dampak Yaitu sulitnya Bersih udara didapatkan terutama Bagi Miskin rakyat.



  1. Saran
    Penghasilan kena pajak Membaca makalah Yang Kami buat, penyusun mengharapkan Supaya kitd SEMUA DAPAT Bersama-sama mencegah terjadinya PENCEMARAN Yang DAPAT MEMBUAT kebersiha Menjadi udara tercemar Oleh Sampah maupun Kotoran Yang DAPAT menimbulkan Penyebaran Bakteri
















  1. DAFTAR PUSTAKA
1. Bapak Aris Marfai, Krisis Air, Tantangan Manajemen Sumberdaya Air (Mar 20 2012).     
8. Andi Iqbal Burhanuddin, Fenomena Pemanasan global Dan Dampaknya (19 Maret 2012).     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar