Minggu, 20 Januari 2019

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR TERPADU




Pengelolaan sumber daya air secara terpadu (Intergrated Water Resource Management/ IWRM) yang digunakan sebagai kerangka studi ini, memiliki lingkup dan konsepsi yang luas mengacu  pada proses assessment (sumber daya) air terpadu (Integrated Water Assesment/IWA), proses  perumusan kebijakan terpadu mengenai air (Intergrated Water Policy/ IWP), proses penerapan kebijakan, dan langkah operasional dan perawatan (Operation and Maintenance) sehingga ketersediaan sumber daya air dapat berkelanjutan dengan bertambahnya permintaan air. Pengelolaan sumber daya air yang optimal, efektif dan berkelanjutan memerlukan dukungan  program sosialisasi yang konsisten dan menerus dengan dukungan dana yang berkelanjutan sehingga semua pihak yang terkait dapat mengambil peran secara konsisten dari proses  pengelolaan sumber daya.

Pengelolaan Sumber Daya Air dengan Pendekatan DAS

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kesatuan ekosistem yang berinteraksi secara dinamik dan terdapat saling ketergantungan komponen-komponen penyusunnya. Sistem DAS terdiri dari unsur bio-fisik yang bersifat airi dan unsur-unsur non biofisik. Unsur  biosifik terdiri dari vegetasi, hewan, satwa liar, jasad renik, tanah, iklim dan air sedangkan unsur non biofisik adalah manusia dengan berbagai ragam persoalan, latar  belakang budaya, social ekonomi, sikap politik, kelembagaan serta tatanan masyarakat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan sumber daya air di sistem DAS semakin terarah melalui penerapan teknik budidaya tanaman pertanian, perkebunan,  padang rumput, peternakan atau kehutanan. Potensi sumber daya air yang terkandung di dalam DAS dimanfaatkan dengan mengarah pada pengaturan ketersediaan dan  peningkatan nilai tambah sumber daya air yang ada misalnya dair bentuk pembangunan waduk atau bendungan untuk mengatur air irigasi, menghasilkan tenaga listrik, sarana rekreasi, usaha perikanan dan lain-lain.























Gambar 1.  Pengelolaan sumber daya air dengan pendekatan DAS

Berdasarkan Gambar 1. dapat dikembangkan berbagai solusi pemecahan yang  berhubungan dengan pengelolaan sumber daya air dengan konsep pendekatan ekosistem DAS.

Pengelolaan sumber daya air terpadu

 Heathcote (1998) menyatakan bahwa perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi dalam menghadapi kawasan ekonomi khusus berdampak pada pemenuhan kebutuhan akan air baku semakin meningkat sehingga dengan berkembangnya jumlah penduduk  permintaan terhadap air akan semakin meningkat. Meningkatnya permintaan diperlukan  pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan dan terpadu. Pengelolaan sumber daya air terpadu dapat dikenal dengan istilah ( Intergrated Water  Resource Management / IWRM). IWRM yaitu proses yang mengintegrasikan pengelolaan air, lahan dan sumber daya terkait lainnya secara terkoordinasi dalam rangka memaksimalkan resultan ekonomi dan kesejahteraan social secara adil tanpa mengorbankan keberlanjutan ekonomi yang vital.
Konsep IWRM dimulai dengan proses membangun persepsi tentang sumber-sumber air,  proses membangun komitmen untuk mendayagunakan air disertai kesadaran tentang  pentingnya konservasi serta menyikapi secara kolektif tentang cara pengelolaan agar dapat didayagunakan dengan hasil yang optimal dan berkelanjutan. Keterpaduan  pengelolaan sumber daya air mencakup dua komponen besar yaitu sistem alami dan sistem buatan. Keterpaduan pada komponen pengelolaan sistem alami, mencakup:

1.  Kawasan hulu dengan kawasan hilir.
2.  Kuantitas air dengan kualitas air.
3.  Air hujan dengan air permukaan dan air bawah tanah.
4.  Penggunaan lahan dengan pendayagunaan air.

 Sedangkan keterpaduan pada komponen pengelolaan SDA non alami, yaitu:
1.  Keterpaduan antar sektor yang terkait dalam perumusan kebijakan dan program di tingkat pusat dan daerah.
2. Keterpaduan antar semua pihat yang terkait dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
3.  Keterpaduan antar wilayah administrasi baik secara horizontal maupun vertikal.

Pengelolaan terpadu merupakan proses menerus yang tidak boleh berhenti, harus memiliki target pencapaian berdasarkan tahapan yang jelas dan dinilai akuntabilitasnya. Keberhasilahn pengelolaan terpadu dapat diukur melalui tiga kriteria utama, yaitu:
1.  Efisiensi ekonomi.
2.  Keadilan.
3.  Keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.

 Menurut Hoekstra (1998) menyatakan bahwa IWRM mengacu pada proses assessment (sumber daya) air terpadu ( Integrated Water Assesment/ IWA), proses perumusan kebijakan terpadu mengenai air  Intergrated Water Policy / IWP), proses penerapan kebijakan, dan langkah operasional dan perawatan (Operation and Maintenance). Merret (1997), merinci lebih lanjut lingkup pengelolaan ketersediaan (supply management) dan  pengelolaan permintaan (demand management ) air bersih.

Sumber :
.2011. Tata Ruang Kota Batam. Batam: Bapeda Kota Batam. . 2011. Pengelolaan Sumber Daya Air. Batam: BWS Batam-Bintan. BPPT. 2002. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah Kajian Konsep dan Pengembangan. Jakarta. Heatcote. 2008.
 Integrated Watershed Management second edition.
America: Wiley Engineering. Hoekstra, A.T. 1998.
 Persepectives on Water: An Intergrated Model Based Esploration of the Future. Utrecht
: International Books Merret S. 1997.
 Introduction to the Economic of Water Resources.
 London: UCL Press Limited

Tidak ada komentar:

Posting Komentar